Di jaman krisis ekonomi Indonesia saat ini, sudah jarang terdengar di media tentang olahraga beladiri di Indonesia.
Mereka merasa ada kebutuhan yang lebih penting dari hanya sekedar
mengeluarkan keringat untuk mengeluarkan keringat. Padahal hal itu
adalah salah besar!! Banyak anak-anak muda sekarang hanya berdiri di
depan TV games untuk mempraktekan daya imajenasinya selama berjam-jam.
Oleh karena itu sekolah beladiri tidak lagi banyak dikunjungi oleh
kawula muda Indonesia,
karena kemungkinan sensei/ guru yang masih muda pun juga ikut memainkan
video game, sehingga kualitas dari beladiri tersebut berkurang.
Berbeda dari Negara asalnya, mereka mewajibkan setiap muridnya sejak SD sampai kuliah mempelajari beladiri, dan masuk dalam mata pelajaran di sekolahnya. Juga yang namanya DOJO betul-betul dipandang penting sebagai tempat untuk belajar, bukan untuk pamer. Di Indonesia masih banyak kursus beladiri yang dilakukan di depan-depan pertokoan atau perkantoran, di pelataran parkir, atau di depan sarana ibadah dan hotel. Menurut saya Beladiri bukan pamer kemampuan, tapi menambah kemampuan melalui latihan beladiri yang intensif, intensif disini berarti harus didukung dengan akomodasi yang baik (tempat latihan/DOJO, alat2 latihan, Sensei yang qualify, dan komunitas yang baik, melalui system perekrutan yang ketat. Juga pasang iklan untuk menarik minat pengunjung. Sayangnya pemerintah mengenakan Pajak untuk pemasangan iklan dengan biaya yang cukup tinggi. Sehingga yang namanya perguruan beladiri, jarang dikenal oleh masyarakat, padahal usaha Beladiri ini bisa dijadikan ladang usaha seperti menjual baju beladiri, perlengkapan beladiri, bertemu dengan orang-orang penting, misalnya: kalau anak/family ada yang ikut beladiri, kita bisa mengadakan bisnis dengan koneksi tersebut. Saya menyarankan agar pemerintah peduli akan kesehatan masyarakatnya, karena di dalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat. Sehat pikiran, sehat perkataan, sehat perbuatan, sehat pekerjaan. Salah satunya dengan olahraga Beladiri yang intensif. Selanjutnya Rekan-rekan Fighter bisa belajar lebih dalam di menu-menu yang disediakan.
Salam Hangat
Arnez Liubei
Kyu 2 Aikido IAI
(Dojo Harmoni Bogor)
- pelatih dojo Larasati Bogor
-pelatih dojo Apollo Merdeka Bogor
Berbeda dari Negara asalnya, mereka mewajibkan setiap muridnya sejak SD sampai kuliah mempelajari beladiri, dan masuk dalam mata pelajaran di sekolahnya. Juga yang namanya DOJO betul-betul dipandang penting sebagai tempat untuk belajar, bukan untuk pamer. Di Indonesia masih banyak kursus beladiri yang dilakukan di depan-depan pertokoan atau perkantoran, di pelataran parkir, atau di depan sarana ibadah dan hotel. Menurut saya Beladiri bukan pamer kemampuan, tapi menambah kemampuan melalui latihan beladiri yang intensif, intensif disini berarti harus didukung dengan akomodasi yang baik (tempat latihan/DOJO, alat2 latihan, Sensei yang qualify, dan komunitas yang baik, melalui system perekrutan yang ketat. Juga pasang iklan untuk menarik minat pengunjung. Sayangnya pemerintah mengenakan Pajak untuk pemasangan iklan dengan biaya yang cukup tinggi. Sehingga yang namanya perguruan beladiri, jarang dikenal oleh masyarakat, padahal usaha Beladiri ini bisa dijadikan ladang usaha seperti menjual baju beladiri, perlengkapan beladiri, bertemu dengan orang-orang penting, misalnya: kalau anak/family ada yang ikut beladiri, kita bisa mengadakan bisnis dengan koneksi tersebut. Saya menyarankan agar pemerintah peduli akan kesehatan masyarakatnya, karena di dalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat. Sehat pikiran, sehat perkataan, sehat perbuatan, sehat pekerjaan. Salah satunya dengan olahraga Beladiri yang intensif. Selanjutnya Rekan-rekan Fighter bisa belajar lebih dalam di menu-menu yang disediakan.
Salam Hangat
Arnez Liubei
Kyu 2 Aikido IAI
(Dojo Harmoni Bogor)
- pelatih dojo Larasati Bogor
-pelatih dojo Apollo Merdeka Bogor
